Memperluas Zona Nyaman

Beberapa kelompok aktivis sering mengembangkan kegiatan yang sama. Terkadang, cara yang dilakukan tersebut sudah cukup. Kelompok-kelompok ini bisa mengembangkan kegiatan internal atau menggunakan taktik yang dianggap efektif. Tapi sering kali kelompok-kelompok ini terlalu nyaman dengan kegiatan yang sering mereka lakukan, walaupun sebenarnya kurang efektif. Jika Anda menemukan kelompok yang memilih taktik yang kurang efektif, atau pertemuan yang sama dan membosankan, latihan berikut ini bisa membantu.

Inti dari latihan ini adalah untuk membantu mengingatkan beberapa hal yang sudah dikuasai, yaitu apa yang mereka miliki di “zona nyaman” tapi juga untuk mengenali  bahwa untuk mempelajari sesuatu yang baru, mereka harus berada di “zona tidak nyaman”. Cara ini merupakan latihan yang menyenangkan untuk menjelaskan konsep tersebut.

Pelaksanaan latihan

Buat lingkaran yang besar di lantai dengan menggunakan selotip atau tali tambang. Lingkaran ini harus cukup besar untuk seluruh peserta bergerak di dalamnya. Pastikan juga ada ruang yang cukup di luar lingkaran untuk seluruh peserta.

Minta semua peserta untuk berdiri di dalam lingkaran. Anggap lingkaran ini sebagai zona nyaman mereka.

Anda dapat melakukan kegiatan ini dengan cara yang berbeda, tergantung dari tujuan Anda:

  • taktik-taktik yang pernah dilakukan
  • taktik-taktik yang kita ketahui
  • kemampuan berorganisasi
  • sikap/perasaan/perilaku peserta selama pelatihan.

Contohnya, ajak peserta, “Pikirkan beberapa taktik yang Anda kuasai dan biasa Anda lakukan.” Lalu saat salah satu peserta menyebutkan sesuatu, peserta lainnya yang setuju dengan pernyataan tersebut harus berdiri di sampingnya. Lakukan kegiatan ini dengan cepat. Jangan menghabiskan waktu pada satu hal saja.

Amati apa yang terjadi saat peserta mulai menyebutkan hal-hal yang ada di zona nyaman mereka. Sebagai contoh, zona nyaman bagi peserta A belum tentu merupakan zona nyaman bagi peserta B, atau apa yang nyaman dilakukan pada waktu tertentu belum tentu nyaman dilakukan pada situasi yang berbeda.

Setelah kurang lebih lima atau enam hal yang disebutkan (setelah konsep zona nyaman sudah dimengerti dengan baik), jelaskan kepada para peserta bahwa apa yang ada di luar lingkaran merupakan zona tidak nyaman mereka. Ajak peserta untuk menyebutkan hal-hal di luar dari zona nyaman mereka. Peserta lainnya yang setuju dengan pernyataan salah satu peserta mengenai hal di luar zona nyamannya, diminta untuk keluar dari zona nyaman mereka (keluar dari lingkaran).

Dorong para peserta untuk mengenali diri mereka lebih dalam lagi. Lalu ajak mereka untuk kembali ke zona nyamannya.

Minta peserta untuk memikirkan kembali: “Apa rasanya saat Anda keluar dari zona nyaman?”, “Apakah salah satu dari Anda takut tidak ada teman yang memiliki perasaan yang sama? Bagaimana rasanya?” Amati reaksi peserta setelah Anda ajukan pertanyaan tersebut. Ini bukan waktu yang tepat untuk pembicaraan atau argumen yang panjang. Jika mereka terlalu terbawa perasaan, kembali lagi ke kegiatan awal: ajak peserta lainnya untuk mengidentifikasi apa yang ada di luar zona tidak nyaman mereka.

(Setelah beberapa hal sudah disampaikan) “Apa manfaat yang dirasakan setelah keluar dari zona nyaman Anda?”

Buat poin-poin utama dari pengalaman yang terjadi dalam kelompok mengenai kenapa keluar dari zona nyaman merupakan hal yang penting.

Jelaskan konsepnya: Proses belajar terjadi ketika seseorang atau sebuah kelompok keluar dari “zona nyaman” dan masuk ke dalam “zona tidak nyaman”. Itulah waktu di mana Anda mempelajari hal baru, dan mendapatkan gambaran lebih jelas. Zona nyaman seseorang menjadi lebih luas saat mereka bisa menerima keadaan di zona tidak nyaman. Ini adalah sikap orang yang mau belajar. Kita mengambil risiko (dengan keluar dari zona nyaman) dan membuka diri untuk belajar dan mencoba hal baru.

Ajak peserta untuk memikirkan kembali mengenai aksi apa yang ingin mereka coba lakukan walaupun hal tersebut ada di luar zona nyaman mereka. Para peserta bisa langsung masuk ke proses perencanaan atau mencoba menerapkan perilaku yang baru. Dorong para peserta untuk saling mendukung satu sama lain ketika mereka ke luar dari zona nyaman selama pelatihan ini.

Catatan untuk Pelatih: Konsep “zona nyaman” dan “zona tidak nyaman” berbeda dengan konsep membangun kontainer (atau “zona aman”) bagi kelompok. Jika fasilitator dan kelompok membangun kontainer dengan baik, maka peserta dapat ke luar dari zona nyaman agar dapat bertumbuh dan berkembang.

Dengan memberi ruang untuk perasaan tidak nyaman justru bisa menjadi salah satu tanda terbangunnya kontainer yang lebih kokoh dalam sebuah kelompok. Kami mendorong peserta untuk mengambil risiko atau tantangan di luar zona nyaman mereka.