Inklusi adalah keinginan untuk menyambut keberagaman. Dapat dilakukan dalam waktu yang panjang atau pendek. Makin banyak hal yang dapat disampaikan, peserta makin merasa diterima dengan terbuka. Karena ini merupakan sebuah ritual, ungkapan yang berulang-ulang dapat membantu: “Selamat datang… selamat datang…” Beri waktu dan bersabarlah!

Anda dapat tambahkan atau kurangi berdasarkan aspek-aspek yang dianggap penting bagi grup (sebagai contoh, untuk retret staf, menyampaikan tugas masing-masing dalam ruangan merupakan hal yang penting bagi kelompok-kelompok marginal). Elemen yang umum adalah untuk secara inklusif menyebutkan nama-nama peserta dengan pernyataan “Selamat Datang” yang tulus.

Ketika pertama kali memimpin kegiatan penyambutan ini, Anda mungkin masih perlu membawa catatan sebagai pengingat. Tetapi setelah itu, tinggalkan catatan itu, gunakan waktu untuk memperhatikan para peserta selama kegiatan penyambutan. Ini akan menjadi pengalaman yang mengesankan bagi fasilitator maupun para peserta.

Selamat datang…(kemudian sampaikan nama-nama fasilitator)

  • Peserta keturunan Amerika Latin, Afrika, Timur Tengah, Asia dan Kepulauan Pasifik, Eropa, serta peserta keturunan campuran (sesuaikan dengan kebutuhan grup Anda)
  • Peserta Wanita, Pria, Transgender
  • Berbagai perasaan Anda tentang perubahan iklim: gugup, merasa ini adalah kesempatan, harapan Anda, keputusasaan Anda, teror, kebingungan, perasaan tak berdaya, dan bagian dari Anda yang merasa terhubung dengan peserta lain sehingga merasa lebih kuat
  • Bahasa yang digunakan di ruang ini (coba cari informasi sebelumnya atau minta peserta untuk menyampaikan bahasa-bahasa yang digunakan peserta dalam ruangan)
  • Secara spesifik menyebut nama-nama provinsi/negara yang diwakili – tunggu dan terima masukan
  • Peserta yang memiliki keterbatasan fisik/difabel, baik yang terlihat maupun tidak terlihat
  • Heteroseksual, gay, lesbian, bisexual, queer (ubah sesuai kebutuhan)
  • Orang-orang yang selamat dari bencana/musibah
  • Para migran
  • Peserta yang menyatakan diri baik sebagai aktivis maupun bukan
  • Peserta yang pernah atau belum pernah mengikuti lokakarya serupa
  • Berbagai cara yang digunakan peserta dalam ruangan untuk belajar, peserta yang belajar secara formal ataupun secara informal melalui pengalaman
  • Peserta lajang, kawin, sudah berpasangan, sedang berpacaran, selibat, aktif secara seksual
  • Peserta remaja, usia 20an, 30an, 40an, 50an, 60an, 70an, 80an, 90an, 100an (sesuaikan berdasarkan kebutuhan)
  • Peserta dengan berbagai keyakinan agama: Yahudi, Budhis, Muslim, Kristen, agama-agama tradisional, Baha’i, ateis, agnostik, atau lainnya, mereka yang masih atau sudah berhenti mencari, ataupun tradisi-tradisi kepercayaan yang lain (sesuaikan berdasarkan kebutuhan)
  • Mereka yang mendukung agar Anda dapat hadir di sini
  • Keluarga sedarah Anda, maupun tidak sedarah
  • Mistik, pencari, mereka yang memiliki keyakinan
  • Orang-orang yang sudah tiada yang kita sayangi
  • Orang tua kita: mereka yang berada dalam ruangan ini, dalam kehidupan kita, serta mereka yang telah tiada.

Apakah masih ada aspek-aspek lain tentang keberagaman yang masih terlewat? Rangkum juga hal-hal yang diusulkan oleh peserta.